June 3, 2019

Tentang Proses Menuju Pernikahan

Hampir setengah tahun tidak mengunggah tulisan baru di sini, akhirnya saya menulis lagi di tengah periode tugas akhir dan jelang ujian. Lumayan lah buat selingan. Saya masih menjalani hidup sebagai mahasiswa, sama seperti ketika membuat tulisan sebelum ini. Status di KTP juga masih sama, tapi status di kehidupan nyata sudah tidak. Alhamdulillah, waktu saya akhirnya tiba. I'm married.

 
Sekitar dua bulan yang lalu, saya minta pendapat ke teman-teman saya di Instagram tentang topik apa yang menarik untuk jadi konten selanjutnya di sini. Sebagian besar jawabannya adalah 'menikah'. Jadi, mari kita mulai dengan jawaban sekaligus pertanyaan netijen yang satu ini:
"Bisa menikah di waktu kuliah? Coba ceritain gimana cara untuk bagi waktu antara kuliah dan persiapan menikah. Apa yang harus didahulukan antara menikah dan pendidikan?"
Saya jawab yang terakhir dulu ya. Menikah dan menempuh pendidikan tertentu InsyaAllah sama-sama jadi ibadah kalau niatnya benar. Meluruskan niat adalah hal yang tidak mudah menurut saya, jadi semoga Allah bimbing kita selalu untuk hal ini. Kemudian, mana yang harus didahulukan antara nikah dan pendidikan itu tergantung kebutuhan dan kondisi masing-masing. Kalau saya, kesempatan untuk lanjut studi datang lebih dulu dari lamaran dan kesiapan menikah jadi ya saya berangkat ke Australia dulu deh lalu menikah di tengah-tengah masa studi.

Selanjutnya, cara membagi waktu antara studi dan persiapan pernikahan. Saya menikah ketika libur antarsemester, dan persiapan untuk hajatannya juga dilakukan di periode itu. Lama persiapan hajatan sih sekitar tiga minggu, karena jarak dari kami memutuskan untuk saling kenal yang lebih serius ke hari pernikahan adalah tepat satu bulan. Semua proses tersebut berjalan ketika libur antarsemester. Awalnya saya heran kok bisa demikian cepat prosesnya. Setelah ngobrol sama Mas dan merenungkan hal-hal yang kami lalui, ada beberapa poin yang saya pelajari.

Pertama, diniatkan dulu. Sudah ada modal yang cukup atau belum, sudah ada calonnya atau belum, sudah disetujui keluarga atau belum, yang paling penting adalah niatnya disampaikan dulu ke Allah.

Kedua, persiapan pernikahan lebih baik dilakukan sedini mungkin terlepas dari sudah ada calon atau belum karena modal lahir-batin yang cukup dan restu keluarga, terutama orang tua, InsyaAllah akan membuka jalan-jalan menuju ke sana.

Ketiga, istikharah. Kalau tertarik atau sedang dekat dengan seseorang, istikharah agar ditunjukkan apakah orang tersebut yang terbaik untuk kita atau bukan. Yang menurut kita baik itu belum tentu baik. Pengetahuan manusia terbatas, tetapi tidak dengan pengetahuan Allah.

Keempat, seimbangkan antara keinginan dan kenyataan. Ini tidak hanya berlaku untuk calon mempelai, tetapi juga untuk keluarga. Jadi, dicari titik temu antara keinginan mempelai dan keinginan keluarga, juga disesuaikan dengan kenyataan atau kondisi yang ada.

Kelima, membantu persiapan pernikahan saudara atau teman. Percayalah, barangsiapa membantu orang lain maka dia akan dibantu oleh Allah. Minimal kita jadi ada bayangan apa saja yang harus dilakukan ketika kita mempersiapkan pernikahan.

Keenam, selesaikan yang harus diselesaikan. Unfinished business bisa jadi kerikil bahkan batu besar dalam persiapan pernikahan, bahkan setelah menikah. Bentuknya beragam, misalnya trauma karena perceraian orang tua, ada perasaan yang masih mengganjal sama mantan, atau pertikaian besar dengan calon pasangan yang belum terselesaikan.

Ketujuh, kerjasama dan minta bantuan. Pernikahan kami Alhamdulillah berjalan dengan lancar karena adanya kerjasama yang baik, bukan hanya saya dan Mas tetapi juga kedua keluarga. Kami pasti kelabakan kalau tidak dibantu oleh keluarga dan WO selama tiga minggu itu.

Sekian dulu yaaa. Semoga tulisan ini ada baiknya dan sedikit membantu teman-teman yang belum menikah atau bisa menjadi pengingat untuk yang sudah menikah seperti saya. Di akhir ramadan ini, mari berdoa semoga kita dikaruniai pasangan dan keturunan yang sholih/sholihah serta dirahmati dunia dan akhirat. Aamiin. :)

No comments:

Post a Comment